No rooftop yet grateful

We often forgot to be so real-grateful for what we have NOW.

Yeah, true.
Some example?
See spots in our house, some comfy spots that are rarely used. Honestly, we used to forgot to realize how comfy it is.

I realize this 6 month since we moved back to Merdeka 164 again, I rarely go to the third floor, which is a no-rooftop area. Actually an area which is made to hang and let dry the washed clothes. (yes right, ‘jemuran’ in the bahasa).

20170109_165944

The view from the no-rooftop area

This no rooftop area, I actually ‘forgot’ to enjoy this spot. Why did i forgot? Just because. I dont even know why. Well now, i notice how calm my mind became when I go up there, make time to just sit, look at the sky and also make time to think about life, reflect my past and plan a better days ahead.

In this early 2017, i want to become a person who really enjoy the little things in the present. Notice every little positive things in my daily life, and be more grateful.

Especially the little things. Yes, the little.
So many little things happened in our daily life, every single day. That’s what we need to be grateful at. Then the other positive little things will follow. And that’s how life became so beautiful and great. In our own mind. I think that’s what they often called, mindset, isn’t it? Then what happened outside your mind became beautiful too, because our mind attract the same thing, its called law of attraction.

20170109_165928

Hope starting this January and always every now and then in the future, I can be an excellent grateful person, take the grateful mindset to another high level, surround myself with a positive beautiful things, person, friends, community and situation. *praying

By the way, That’s just a little example from my side about one little things in my daily life, the comfy spots.

What’s yours?

I am coming back :)

karolina-grabowska_white-tablet-and-cup-of-coffee_akflrwWow.. lama juga ternyataa ga nge blog disini, maapkann saya pemirsah 🙂

I am planning to write regularly again. Yeay!

Siapp nulis kembali di blog ini setelah sekian lama menghilang karena (ehm) sibuk dikit hehe *yes its an excuse :p

I am coming back hard, indeed, to my nice vision, be a healthy life style blogger.

Hope it became reality soon, aamiin! 🙂

Amina Nagib

Morning Music and Static Bycicle!

 

 

Sudah berapa lama ini, saya berusaha merutinkan sepeda statis setiap hari, setiap pagi tepatnya. Ga lama-lama banget kok, 30 menit aja. Tapi, keringetan banget! Yang itu artinya, of course freshness to the max! J

 

Otak lebih seger jauh daripada seger karena kafein. I was an coffee addict, so this change means a lot to me. Dan tentu saja bisa membedakan sekali bagaimana seger otak karena kafein dan seger krn olahraga. Sekarang sudah tidak minum coffee tiap pagi, merasa ga harus dan ga wajib seperti waktu masih addict kaya dulu. Jadi minum coffee menjadi rekreasional aja, jadi jarang malah, jarang banget hamper ngga pernah.

 

Jadi, setiap pagi, setelah minum jeniper, minum smoothie, saya menuju sepeda statis saya dirumah, siapin ipod jadul, pake earphone nya, pencet play nya, and go! Selama 30 menit itu diselang seling, 1 menit kenceng, 2 menit biasa. Cara ini diajarin sama my twinsis –my dear Zaitun- yang pernah ikut kelas fitness di Celebrity Fitness, katanya itu sepeda statis cara utk cardio. Dan keringetannya banget lho. Abis itu kita berasa jadi orang paling fit sedunia!

 

What do I feel after doing this?

Memang ternyata, seger nya pagi hari karena olahraga ga bisa diboongin. Bedaaa banget sama seger karena yang lain, segernya udara pagi, segernya senam ringan yang kurang keringetan, tentu saja seger juga, tapi beda! Beda sama seger yang saya rasakan abis cardio static bycicling ini.

 And, another important thing is, it a intimate time between you and yourself. Just you both.

Ada waktu bagi kita mengambil saat untuk kita dengan diri sendiri. Skip dulu dari segala bunyi-bunyian kehidupan. Karena selama waktu 30 menit itu, kita sibuk berkonsentrasi pada kayuhan pedal sepeda, menit yang tertera pada layar kecil, dan music yang seru! Secara emosional, bikin seger juga secara mentally, berasa siap banget menghadapi hari yang hectic. Make me feel more positive. As you know, positive feeling always leads to positive thinking.

 

Fresh body, energized mind, and charged soul. Ah it felt so good!

 

 

 

 

 

 

Dengan kaitkata

Semangat Herbal!

Ceritanya, saya ikutan training herbal. Eh salah, ulangi ya..

Ceritanya, saya ikutan training herbal!!

Yaelah, beda tanda seru n bold doang, min. Hehe..

 

Masalahnya, ini bukan sekedar training.

Training ini, bagi saya, merupakan salah satu dari rangkaian perjalanan saya di Dunia Herbal. Perjalanan yang sudah saya mulai sejak masih kuliah S1 di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, kira-kira dari tahun 2005, sekitar 5 tahun lalu.

Jadi, tanda seru diatas juga bukan sekedar tanda seru! Tanda seru itu cukup menggambarkan bahwa step ini, step untuk ikut training ini, adalah step yang sangat penting bagi keputusan saya berjalan di Dunia Herbal Indonesia.

 

Back to the training, training ini diadain oleh Klinik Herbal Karyasari. Yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya mungkin udah pernah denger tentang klinik ini. Atau mungkin juga tidak. Ada 60 Balai Pengobatan Herbal dan 20 Klinik Herbal atas nama Karyasari di seluruh Indonesia.

 

Sebenernya, udah dari lama liat di web tentang training ini. Dari pas masih kuliah apoteker di Universitas Indonesia tahun 2009. Tapi karena masih ribet sama kuliah dan lain lain, belum bisa ikutan. Alhamdulillah, akhirnyaaa bisa ikutan sekarang! Jadi nambah ilmu, nambah link utk lebih jauh lagi berjalan di Dunia Herbal.

 

Kalau ditanya,  Aminah tertarik herbal ya? Iya! 🙂

Tapi kalo ditanya, Aminah tertarik ngapalin bentuk2 tanaman obat? Hmm, nggak juga, hehe..

 

Tapi itulah yg harus terjadi di training Herbal ini.

Training yang diadakan seminggu, dari hari Senin sampai hari Ahad, tgl 25-31 Oktober 2010 kemarin. Training yang dalam waktu seminggu itu, tepatnya 5 hari, kami harus hafal 100 bentuk tanaman obat bersama nama latinnya.

 

Oh My God!!

Dari cuek bebek banget sama tanaman, hafalnya cuma bentuk tanaman pandan doang, harus ngapal 100 tanaman obat itu.. Ck ck ck..

 

Namun, demi ketertarikan di Dunia Herbal, apa boleh buat? =)

Kalau kata Isa Alamsyah di Buku No Excuse! minat harus bertemu dengan komitmen.

Jadilah, saya pontang-panting, terkepot-kepot ngapalin bentuk-bentuk tanaman obat yang diam mematung tanpa dosa itu. Hehe.. Setiap sesi 1 penyakit, akan ada sekitar 20 tanaman obat yg dipajang di depan kelas, tanaman-tanaman obat yg manfaatnya sesuai dengan topik penyakit yang sedang dibahas.

Maka jumlah totalnya kira seratusan gitu lah.

 

Duapuluh orang-orang bersemangat dari segala bidang, profesi, dan latar belakang, menemani saya dalam salah satu perjalanan Herbal saya ini. Sahabat-sahabat training yang kompak, kekeluargaan, dan menyenangkan.  

Thanks to all!! 😉

 

Orang-orang yang bersemangat hebat itu ada yg latar belakang dokter, apoteker, terapis akupuntur, terapis Reiki (transfer energi), ada juga terapis Ayurveda&Herbologic yg belajar Ayurveda di India, koordinator formulasi produk herbal, perawat, penanam, terapis bekam, juga orang HPA.

Bahkan, ada yang suaminya sakit, dan dia niatkan ikut training itu untuk bisa bantu suaminya sembuh dari sakitnya. Yang lebih bahkan lagi, ada yang sakit juga yang ikut di dalam training yang ingin mempelajari herbal sebagai salah satu usaha nya sembuh, dan sakit yang dideritanya tidak bisa dibilang sakit yang remeh. Salut euy!!

 

Pesertanya pada umur berapaan, min? Hmmm.. 50% masih muda dan sisanya tidak bisa dibilang muda lagi, walaupun mereka ga terima dipanggil oma, hehe.. 😉 Panggilan tertinggi yang diijinkan oleh mereka hanya bu, atau tante, ataupun mami.. Tapi semangatnya dooong, hebbaaat..

 

Satu kata, eh dua kata.

Hanya dua kata itu yang membuat kita semua berada di training ini: Semangat Herbal!

 

Once again, Semangat Herbal!!

 

Ibarat seseorang yang berada di pantai, disitulah saya berada. Di tepian lautan yang bernama ‘Dunia Herbal’.

Saya baru saja mulai. Tetapi, semoga suatu saat, suatu saat yang akan datang, saya sudah berada di lautan tersebut, ‘berenang’ dengan yakin, di tengahnya.

 

Salam Semangatt Herbal, people..! =)

 

 

Aminah Nagib, S. Far., Apt.

(Herbalia wanna be)

 

P/S: Herbalia bukan nama resmi lo, hanya panggilan lucu yg saya dapat dari sepupu. maybe maksud dia kalo laki herbalis, kalo perempuan herbalia, hehe)

 

Dengan kaitkata , , ,

Aqua kosong terbang, kulit pisang dan tempat sampah

Saat sedang di perjalanan ke suatu tempat waktu itu, di jalan raya dan tiba2 ada aqua gelas terbang begitu saja keluar dr jendela mobil keren. Wihh, kelakuan yang ga keren dari pemilik mobil keren hehe, batinku.

Saat yang lain, beberapa tahun lalu, teman kos yang kuliah FKM alias fakultas kesehatan masyarakat, pernah cerita sesuatu yang menurut saya jarang ditemui. Anak sang pembicara dalam seminar yang dia hadiri, membawa kulit pisang dan tampak mencari2 sesuatu. Yap, tempat sampah. ‘Sini aja buangnya di plastik dulu, nanti baru dibuang ke tempat sampah’, kata temanku yang kebetulan panitia acara seminar tsb. ‘Ngga, aku mau buang di tempat sampah’, anak kecil itu tetap pada prinsipnya, mencari tempat sampah.

Dua sikap.
Beda umur, dan nampak ‘terbalik’.

Yang pertama, orang dewasa yang ‘menerbangkan’ aqua gelas kosong di jalan raya, dan seroang anak kecil yang bersikeras membuang kulit pisang di tempat sampah, bahkan ketika tempat sampahnya tak tampak di depan mata.

Dua kejadian.
Yang satu membuat miris.
Yang lainnya bikin kagum setengah mati.

Dua prinsip.
Yang manakah kita?